Kamis, 08 November 2012

pemuda doloe dan pemuda alay mana yang lebih baik???

PADA dasarnya setiap pemuda itu sama, yang membedakan ialah pemikiran dari pemuda itu sendiri; di mana harus menempatkan diri pada posisi yang tepat sebagai seorang pemuda. Dalam perkembangan suatu bangsa, peran pemuda sangatlah dibutuhkan untuk melakukan ataupun memikirkan negaranya karena pemuda memanggul beban sebagai Agent of Change yang mampu mengubah keadaan negaranya ke arah yang lebih baik lagi. Teringat sebuah kalimat yang diucapkan presiden nomor satu di Indonesia, “Berikan saya sepuluh pemuda, maka akan saya goncangkan dunia.” Seorang Ir. Soekarno memiliki harapan besar terhadap pemuda, terutama pemuda yang saat ini berada di negara tercinta Republik Indonesia.

Sumpah Pemuda merupakan testimoni dari perjuangan para pemuda di masa lampau. Sumpah pemuda memang dirumuskan oleh pemuda yang dijadikan sebagai dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Para pemuda bisa bersatu untuk berjuang dan mengabdi kepada negara. Di sinilah peran pemuda yang sangat dibutuhkan negara dalam menggunakan pemikirannya dengan bijak.

Dewasa ini tidak banyak pemuda yang memikirkan keadaan negaranya. Mungkin mereka terlalu egois untuk memikirkan dirinya saja ataupun mereka sudah memikirkan negara tapi tidak mengetahui bagaimana cara mengupayakan pemikiran mereka. Banyak berbagai cara yang bisa dilakukan seorang pemuda dalam upaya menyampaikan aspirasinya, bisa dengan ngeblog atau menulis artikel opini dan mengirimkannya ke surat kabar. Bahkan, untuk pemuda yang sudah berkecimpung dalam suatu aliansi bisa saja menyampaikan aspirasinya langsung kepada wakil rakyat. Tergantung dari tingkat keinginan pemuda itu sendiri agar pemikirannya bisa tersalurkan dan tidak terjadi angan-angan belaka.

Pemuda di Indonesia bisa dibilang terbagi dalam aliansi-aliansi. Aliansi di sini bukanlah suatu gerakan ataupun perkumpulan yang bertujuan menyampaikan aspirasi untuk negara, tapi beberapa aliansi yang dipandang dari segi penampilan, gaya komunikasi, bahkan bisa membentuk karakter seorang pemuda. Tren yang sedang eksis sekarang-sekarang ini ialah kontradiktif antara pemuda yang beraliran klasik (jadoel) dengan pemuda yang katanya modern (alay). Jembatan pemisah di antara dua kubu ini terbentang cukup jauh; meraka memiliki gaya, komunikasi, dan karakter yang berbeda.

Pemuda doeloe itu lebih bersifat serba klasik penampilan seperti era 70-an, penulisan kalimat yang sedikit rumit walaupun namun dengan pengucapan yang memiliki makna yang jelas dan cukup mudah dipahami. Sedangkan pemuda alay lebih bersifat unik, yaitu memiliki ciri khas tersendiri yang jauh berbeda dengan yang lain seperti penampilan yang berbeda, pose foto yang berbeda, dan penggunaan bahasa komunikasi yang cukup rumit dalam bentuk penulisan ataupun penyampaian secara langsung.

Mana yang Lebih Baik ?

Sebenarnya karakter ini timbul dari keadaan lingkungan pemuda itu sendiri. Kebanyakan pemuda saat ini lebih memilih ajakan teman dari pada kehendaknya sendiri sehingga ada beberapa pemuda yang menjadi pemuda klasik dan pemuda alay karena pengaruh teman dan lingkungan. Jika tidak ada keinginan yang kuat dari pemuda itu untuk keluar dari komunitas itu, mungkin akan sulit terpisah dari komunitasnya. Karena semakin lama kekerabatan didalam komunitas itu akan terjalin semakin kuat.

Terkait dengan kebimbangan seorang pemuda dalam memilih teman atau suatu komunitas, pemuda tersebut harus bisa memilih agar dirinya selalu nyaman tanpa adanya tekanan. Sebenarnya komunitas manapun baik klasik (jadoel) maupun alay tidak ada masalah di keduanya. Asalkan kita bisa menjaga komitmen yang kita miliki agar komunitas mana pun yang kita pilih tidak akan mengubah kepribadian kita ke arah yang negatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar